Jika mengenang kejadian itu, air mata akan menetes dengan sendirinya. Betapa perjuangan seorang penambang sangat berat dalam mencari nafkah demi keluarga, nyawa menjadi taruhanya. Para penambang yang tertimpa musibah longsor 2 tahun lalu di lokasi Busa Bakan adalah pejuang nafkah keluarga mereka.
Pemkab Bolmong bahkan mempersiapkan lahan untuk pemakaman massal korban yang tertimbun longsor tambang Super Busa Desa Bakan. Lahan yang akan digunakan untuk pemakaman itu tepatnya berada di samping bekas lapangan terbang di Desa Mopait.
Hal ini menjadi langkah alternatif yang telah disiapkan Pemkab Bolmong ketika itu. Korban yang akan dimakamkan yakni korban yang tidak dikenali oleh pihak keluarga karena mengingat kondisi beberapa korban yang sudah berhari-hari tertimbun longsor. Hanya doa yang dapat kami panjatkan untuk kalian semua, korban tragedi tambang busa bakan.
Jujur saja, saya memiliki keluarga dan kawan yang ikut menjadi korban pada kejadian itu. Bahkan, satu diantara mereka, sempat mendatangi saya lewat mimpi pada Sabtu 27 Februari 2021.
Sekira pukul 03.00 Wita dini hari saya terbangun dari mimpi. Setelah sadar, saya mengingat kembali mimpi yang tak berlangsung lama itu. Hadir dalam mimpi saya sosok sahabat yang sudah saya anggap seperti kakak dan saudara kandung, yakni almarhum Muksa Mamonto.Di kampung halaman, Desa Tanoyan Selatan, kami akrab memanggil dia dengan sebutan Uleng atau Papa Pani. Dia mendatangi saya lewat mimpi.
Dia hadir dalam mimpi hanya berdiri tersenyum dan memandang saya. Saya ingat sekali, dalam mimpi itu almarhum mengenakan kaos hitam. Setelah memberi senyum itu, dia kemudian tidak terlihat lagi dan sontak saya langsung terbangun. Akhirnya saya pun merenung dan berpikir, apa pertanda mimpi yang baru saja saya alami sambil mengirimkan surat alfatihah kepada almarhum.
Saat menuliskan ini, saya baru menyadari, ternyata hari ini adalah tanggal 27 Februari 2021. Persis tanggal kejadian musibah di Busa Bakan, yang saat itu kejadianya Rabu tanggal 27 Februari 2019.
Kepada keluarga dan sahabatku korban longsor Busa Bakan, tepat 2 tahun sudah kalian kembali ke alam kehidupan yang abadi. Dan, kepada almarhum Muksa Mamonto, kehadiranmu dalam mimpiku semalam, adalah pengingat padaku tentang waktu kejadian longsor di tambang Busa Bakan.
Sambil menetes air mata, saya mendoakan, semoga kalian semua mendapat tempat terbaik disisi Allah SWT.
Sahabat, terima kasih telah datang dalam mimpiku, mengobati kerinduanku padamu yang tak sempat bertemu sejak kejadian musibah itu sampai kau kami antarkan ke tempat peristirahatan. Alfatihah untukmu sahabatku.
Saya menyadari, tulisan ini tidak sepenuhnya mampu mengurai kondisi dan kejadian saat itu. Jika ada kekurangan, kesalahan dan khilaf, baik penulisan nama dan kejadian, dari lubuk hati yang dalam saya menyampaikan permohonan maaf.
Catatan: Ali Kobandaha.