Analisis Geologi Kejadian Gempa Bumi di Bolaang Mongondow Timur

oleh -695 Dilihat
oleh

KRONIKTODAY.COM – Sebuah gempa bumi mengguncang perairan timur Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara pada Rabu 26 Februari 2024, sekitar pukul 05:55 WIB. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa terletak pada koordinat 124,83° BT dan 0,41° LU, dengan magnitudo M6,0 pada kedalaman 10 km. Namun, data dari The United States Geological Survey (USGS) menyebutkan magnitudo gempa ini sedikit lebih tinggi, yaitu M6,1, dengan pusat gempa yang terletak pada koordinat yang hampir sama.

Sementara itu, data dari GeoForschungsZentrum (GFZ) mencatat magnitudo M5,9. Meski ada sedikit perbedaan data dari berbagai lembaga, titik pusat gempa dan kedalaman yang hampir serupa menegaskan bahwa peristiwa ini tergolong kuat.

Gempa bumi ini terjadi di wilayah perairan timur Bolaang Mongondow Timur, yang memiliki morfologi dataran pantai yang berbatasan dengan perbukitan bergelombang hingga terjal. Berdasarkan data dari Badan Geologi, wilayah ini tersusun atas tanah lunak (kelas E) di dataran pantai, sementara tanah keras (kelas C) dominan di perbukitan. Berdasarkan posisi gempa, kedalaman, dan analisis mekanisme sumber dari BMKG, gempa ini dipicu oleh aktivitas zona penunjaman ganda Punggungan Mayu. Mekanisme sesar naik berarah utara-selatan menjadi penyebab utama terjadinya pergeseran lempeng yang menyebabkan getaran kuat ini.

Dampak gempa ini cukup terasa di berbagai daerah. Menurut skala MMI (Modified Mercally Intensity), gempa dirasakan dengan intensitas IV MMI di Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, dan Minahasa Tenggara. Sementara itu, daerah Manado, Minahasa, Minahasa Utara, Kotamobagu, Gorontalo, Minahasa Selatan, Bitung, dan Gorontalo Utara merasakan guncangan dengan intensitas III MMI. Beberapa daerah lain seperti Boalemo, Taliabu, dan Tagulandang melaporkan intensitas II-III MMI.

Di pos-pos pengamatan gunung api, gempa dirasakan di Pos PGA Ambang (III-IV MMI) dan Pos PGA Soputan (IV MMI). Wilayah yang terdampak terletak di Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi, sehingga meningkatkan kewaspadaan di daerah-daerah ini. Namun, hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa. Gempa ini juga tidak menimbulkan tsunami, meskipun pusat gempa berada di dasar laut. Hal ini disebabkan oleh kekuatan gempa yang tidak cukup untuk menyebabkan deformasi kerak bumi yang bisa memicu tsunami.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Geologi memberikan beberapa rekomendasi untuk masyarakat. Pertama, diharapkan agar masyarakat tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Warga diminta untuk tidak mempercayai isu-isu yang tidak bertanggung jawab terkait gempa bumi dan tsunami. Meski gempa ini tidak menyebabkan sesar permukaan atau bahaya ikutan seperti retakan tanah dan likuefaksi, tetap diperlukan kewaspadaan tinggi mengingat wilayah tersebut berada dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB).

Secara keseluruhan, gempa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana gempa bumi di wilayah yang rawan seperti Bolaang Mongondow Timur. Masyarakat diminta untuk terus mengikuti informasi resmi dari BMKG dan Badan Geologi, serta menjaga ketenangan dalam menghadapi potensi gempa susulan yang mungkin terjadi. (lix)

No More Posts Available.

No more pages to load.