KRONIKTODAY.COM – Ketegasan Bupati Bolaang Mongondow, Yusra Alhabsyi, dalam menolak pengadaan kendaraan dinas baru dan memilih untuk menggunakan kendaraan dinas lama yang masih layak pakai, adalah langkah berani yang mencerminkan sikap pemimpin yang benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat dan daerah. Di tengah tantangan ekonomi Indonesia saat ini, Yusra tidak hanya berbicara tentang efisiensi, tetapi juga memberikan contoh nyata kepada masyarakat Bolaang Mongondow tentang bagaimana pemimpin yang peduli harusnya bertindak.
Yusra Alhabsyi mengambil keputusan ini bukan tanpa dasar. Dalam menghadapi kondisi ekonomi Bangsa ini yang penuh tantangan, dia memilih untuk menghindari pemborosan anggaran, dengan memanfaatkan kendaraan dinas lama yang masih dapat digunakan, meskipun itu adalah kendaraan yang sudah digunakan kepala daerah sebelumnya. Tidak hanya kendaraan dinas bupati, pengadaan kendaraan dinas untuk beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pun turut dipangkas. Langkah ini sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025 yang dikeluarkan oleh Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya penghematan dan efisiensi dalam penggunaan dana pemerintah.
Seperti yang pernah diungkapkan oleh Nelson Mandela, “Pemimpin yang baik adalah mereka yang bisa menuntun rakyatnya melalui tantangan yang dihadapi, tanpa melupakan perjuangan dan hak-hak mereka.” Sikap yang ditunjukkan oleh Yusra Alhabsyi menggambarkan prinsip ini dengan jelas. Keputusan menolak kendaraan dinas baru bukan hanya soal penghematan, tetapi tentang memperjuangkan kepentingan masyarakat yang lebih membutuhkan dana tersebut untuk pembangunan yang lebih mendesak.
“Seorang pemimpin sejati bukanlah orang yang mengejar kemewahan, tetapi mereka yang melayani dengan ketulusan,” kata Mahatma Gandhi. Ini adalah gambaran yang sangat tepat untuk sikap Bupati Bolaang Mongondow Yusra Alhabsyi. Sebagai seorang pemimpin yang sudah terbukti lama berjuang untuk kepentingan rakyat, baik melalui jalur organisasi mahasiswa maupun dalam dunia politik, Yusra selalu menempatkan rakyat sebagai prioritas utama. Sebelum menjabat sebagai Bupati Bolaang Mongondow, Yusra adalah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan pernah dua periode menjadi anggota DPRD Bolaang Mongondow serta satu periode di DPRD Provinsi Sulawesi Utara.
Pernah terlibat dalam berbagai organisasi kemasyarakatan. Yusra Alhabsyi tidak hanya memiliki pengalaman perjuangan politik yang panjang, tetapi juga menunjukkan konsistensinya dalam memperjuangkan kesejahteraan serta hak masyarakat. Sebagai Ketua Front Pemuda dan Mahasiswa Indonesia (FPMI) Bolaang Mongondow dan Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih Rakyat (JPPR), serta berbagai posisi lainnya, Yusra telah membuktikan bahwa dirinya tidak hanya seorang politisi, tetapi pemimpin yang menjunjung tinggi prinsip keadilan sosial.
“Pemimpin yang bijak adalah mereka yang bisa mengelola sumber daya dengan sebaik-baiknya demi kepentingan bersama,” ujar Winston Churchill. Kata-kata ini juga sejalan dengan tindakan Yusra yang menolak pemborosan anggaran untuk kendaraan dinas baru dan memilih untuk menggunakan yang sudah ada meski itu diadakan pada awal tahun 2022 dan awal tahun 2023, dengan tujuan memastikan dana tersebut digunakan untuk kemajuan daerah dan kepentingan rakyat.
Tak hanya berbekal pengalaman organisasi, Yusra juga memiliki latar belakang pendidikan yang kuat, seperti pendidikan S1 di Universitas Sam Ratulangi. Pengalamannya sebagai Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow dan konsultan dalam berbagai program pembangunan daerah membuktikan bahwa Yusra tidak hanya mengandalkan kata-kata, tetapi juga tindakan nyata untuk membawa kebaikan bagi rakyat.
Keputusan Yusra untuk menolak kendaraan dinas baru ini adalah bukti sikap nyata bahwa pemimpin yang baik adalah mereka yang tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak sesuai dengan komitmen untuk rakyat.
“Kepemimpinan bukanlah tentang memperoleh jabatan, melainkan tentang bagaimana Anda bisa memberi manfaat dan memperjuangkan kepentingan rakyat,” demikian kata John F. Kennedy, dan ini tercermin jelas dalam sikap Bupati Yusra Alhabsyi.
Dengan langkah yang penuh pertimbangan dan berlandaskan prinsip efisiensi anggaran serta keberpihakan pada rakyat, Yusra Alhabsyi membuktikan bahwa dia adalah pemimpin yang tidak hanya memikirkan kenyamanan pribadi atau kemewahan jabatan sebagai seorang bupati atau kepala daerah, tetapi dia selalu berfokus pada pembangunan dan kemajuan Kabupaten Bolaang Mongondow. Keputusan ini adalah simbol dari tekadnya untuk terus memperjuangkan daerah yang ia cintai, tanpa melupakan prinsip yang ia junjung tinggi sejak awal sebagai seorang aktivis mahasiswa hingga menjadi seorang pemimpin yang benar-benar berpihak pada rakyat.
Keputusan Yusra Alhabsyi ini bukan hanya tindakan kebijakan, tetapi juga cerminan dari pemimpin yang mampu menginspirasi dan selalu mendahulukan kepentingan rakyat di atas segalanya. (lix)
Riwayat Organisasi Yusra Alhabsyi:
• Ketua PMII Cabang Manado (2000-2002)
• Ketua Front Pemuda dan Mahasiswa Indonesia (FPMI) Bolaang Mongondow (2002-2004)
• Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih Rakyat (JPPR) Bolaang Mongondow (2004-2008)
• Ketua Presidium Pemekaran Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (2004)
• Komisaris Yayasan Perguruan Alkhairat Kabupaten Bolaang Mongondow (2012-2017)
• Ketua Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Sulawesi Utara (2015-2024)