Rocky Wowor, PDIP dan Kemenangan ODSK

oleh -2,192 dilihat
oleh
Firasat Mokodompit pada saat kampanye bersama Rocky Wowor, tim pemenangan dan Steven Wereh.

Sebagai anak mongondow, saya bangga mendapat porsi serta peran strategis dalam tim pemenangan. Meski pada setiap prosesnya, saya selalu diperhadapkan dengan berbagai serangan di sosial media hingga lingkungan masyarakat seperti cercaan, fitnah, bully, suudzon bahkan stigma penjilat penguasa, yang dilakukan oleh elit maupun tokoh politik mongondow, aktifis lsm hingga aktifis media.

Hal itu tak melunturkan spirit sikap lawan dan serang balik dari saya dan tim yang dikoordinir untuk sebuah perjuangan dan kekuatan nalar kecerdasan. Ini semua saya tulis melalui opini. Simpul-simpul kekuatan ODSK terkonsolidasikan hingga dusun, rukun tetangga hingga rukun warga.

PUPUSNYA POLITIK IDENTITAS DAN RUNTUHNYA DINASTY POLITIK BMR.

Tak dapat dipungkiri bahwa, beberapa isu politik identitas di mongondow sangat kental dimainkan pihak lawan. Mereka berhasil membangun opini Kopiko( Kopiah pilih kopiah), BMR ganti oli Top One, Mongondow pilih mongondow, Islam pilih Islam atau Seaqidah mesti pilih Seaqidah, hingga persoalan PBMR dijadikan sumber campaign paslon untuk menguatkan dukungan. Berhasikah?

Bangunan primordial kesukuan ini sengaja diendus, dibungkus dengn spirit kapan lagi anak mongondow jadi wagub, dibumbui sumpah serapah. Kemudian dengan kalimat, maaf, membawa nama Tuhan didalamnya yang mungkin dimaksudkan agar rakyat bisa ditundukan patuh terhadap ungkapan mereka.

Politik identitas betapapun pentingnya, tak menggaransi bahwa varian antara warna kulit (Kemongondowan) dan idiologi vis a vis agama, sangat menyedot hasrat dan kepentingam dalam elit kekuasaan; The rising tide of color Against White Word Suppremacy (1920) By Lothrop Stoddard.

Ini efektif jika ada konsistensi, jika tidak maka, hasilnya senjata makan tuanlah yang terjadi. Basis di BMR yang diunggulkan justru direbut oleh pemilih rasional ODSK dengan memupus hasrat syahwat politik identitas. Politik identitas, riwayatmu kini.

Demikian halnya dinasty politik, semua akan melihat sejarah bahwa, seorang Soeharto yang berkuasa 32 tahun, harus menyerahkan kekuasaan pada BJ Habibie.

No More Posts Available.

No more pages to load.