BOLMONG, Kroniktoday.com – Ketua PK KNPI Poigar Gefin Mokodompit, menyampaikan ucapan terima kasih kepada ketua DPD KNPI Bolmong Feramitha Tiffani Mokodompit, yang hadir dalam seminar untuk memberikan materi tentang Pemuda, Perempuan dan Pendidikan Menuju Era 5.0
“Terima kasih kepada Ketua DPD KNPI Bolmong dan semua pihak, camat Poigar, dan seluruh pengurus kecamatan yang telah membantu sehingga kegiatan acara seminar berjalan dengan baik,” ucapnya.
Menurut Gefin, kegiatan seminar seperti ini harus terus dilakukan. Apalagi materi yang berkaitan dengan teknologi dan pemberdayaan pemuda hingga sampai pada dunia pendidikan.
“Ini kegiatan yang luar biasa, sangat positif bagi pemuda yang ada di Bolmong. Mudahan-mudahan yang seperti ini akan terus berkelanjuta dilaksanakan oleh DPD KNPI Bolmong di semua wilayah kecamatan yang ada,” harapnya.
Seperti diketahui, Ketua DPD KNPI Bolmong Feramitha Tiffani Mokodompit SM MBA, adalah pemuda hebat yang telah tampil memberikan materi luar biasa pada seminar Partisipasi Pemuda, Perempuan dan Pendidikan Menuju Era 5.0, yang dilaksanakan oleh Pengurus Kecamatan Komite Nasional Pemuda Indonesia (PK KNPI) kecamatan Poigar, bertempat di Balai desa Poigar II, Kecamatan Poigar, Jumat (9/6/2023).
Seminar ini dihadiri Camat Poigar Alfina Sumenda, Tokoh Masyarakat Poigar Mardin Manangin, Forkopimcam dan Pemuda Pemudi di Kecamatan Poigar. Turut hadir Pengurus DPD KNPI dan Jajaran Ketua PK KNPI di wilayah Pantura Bolmong.
Revolusi Industri 5.0 dimulai ketika industri 4.0 sudah mencapai puncaknya dan para pakar berpendapat bahwa era 4.0 dapat disempurnakan lagi. Industri 4.0 yang mulai diperkenalkan sejak 2011 dimaksudkan untuk memodernisasi proses bisnis, terutama pada industri manufaktur.
Era ini juga memperkenalkan banyak teknologi yang bahkan banyak pelaku industri yang masih beradaptasi seperti AI dan IoT untuk memudahkan pekerjaan mereka. Kemudian di tahun 2017, Jepang lah yang pertama kali memperkenalkan visi dari Revolusi Industri 5.0. Saat itu, konsep ini mereka sebut sebagai Society 5.0 pada pameran CeBIT di Jerman. Ketika industri 4.0 menggaungkan wacana bahwa AI akan menggantikan manusia, industri 5.0 justru tidak beranggapan demikian.
Sebagai penyempurnaan era 4.0, adanya teknologi seperti AI dan robot justru hadir untuk bekerja sama dengan manusia. Revolusi Industri 5.0 mendorong efisiensi serta produktivitas berkat adanya teknologi yang dimanfaatkan oleh kecerdasan manusia.
Menariknya, FTM juga memaparkan bagaimana era 1.0, 2.0, 3.0, dan saat ini 4.0 hingga era 5.0 yang akan datang. Mitha menjelaskan hal ini kepada peserta seminar agar sebelum masuk pada inti materi, peserta dapat mengetahui apa sebenarnya peran pemuda, peran pendidikan dan peran perempuan.
“Kita harus satu bingkai atau satu frame untuk memaknai, apa sebenarnya industri 5.0. Saya yakin ditempat ini kita sudah punya Instagram, Facebook, tiktok dan Twitter. Nah itu kedepannya terus dikembangkan dan dimajukan teknologinya tapi memusatkan bagimana hubungan dengan manusia. Jadi seimbang antara manusia dengan teknologi,” kata Mitha.
Mitha menegaskan, yang menciptakan teknologi tersebut adalah manusia, sehingga yang lebih pintar itu adalah manusia bukan teknologi.
“Kalo kita melihat di negara luar seperti Jepang dan China, kebanyakan jadi alat transportasi adalah mobil listrik. Nah jika kita ketinggalan teknologi maka jangan heran kalo kita akan tergerus dengan zaman itu sendiri. Pasti kita akan menjadi penonton di negeri sendiri,” ungkap Mitha.
Feramitha menyampaikan, pemuda hari ini tidak lagi seperti zaman dahulu yang berperang melawan penjajah, tapi saat ini lawan kita adalah teknologi, jika salah gunakan gadget maka tentu akan tergerus dengan zaman itu sendiri.
“Saya harap kegiatan seperti ini tidak sampai disini namun ada kegiatan lainnya yang berdampak baik pada pemuda khususnya di kecamatan Poigar,” harap Mitha.
Penulis : Tri Sucipto Lantapon