KKP Tergetkan Lulusan Sekolah Vokasi Jadi Wirausaha Baru

oleh -2,067 dilihat
oleh

JAKARTA – Generasi  muda  merupakan  bagian  dari  masyarakat  yang  memiliki  tingkat  produktivitas  yang  paling  tinggi. Potensi tersebut harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Melihat peluang tersebut, seluruh satuan pendidikan Kelautan dan Perikanan (KP) di bawah binaan Pusat Pendidikan KP, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menargetkan 10 persen lulusannya menjadi wirausaha muda.

Pada 9 Februari 2021, Politeknik KP Jembrana secara daring menyelenggarakan Talkshow Entrepreneurship bertajuk ‘Bangkitkan Semangat, Ciptakan Peluang, menjadi Wirausaha Muda Taruna Berintegritas dan Hebat’.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Pusat Pendidikan KP, Direktur Politeknik KP Jembrana, IGP Gede Rumayasa Yudana, Muhammad Setiawan Kusmulyono (Motivator Bisnis dari Univ. Prasetya Mulya Jakarta), serta Irwan (Konsultan Pendamping UKM Kabupaten. Jembrana-Bali)

Dalam talkshow juga terlaksana penilaian proposal, presentasi, dan ekspo bagi taruna semester III.  Untuk talkshow sendiri diikuti oleh seluruh taruna/i remaja semester I. Kegiatan ini sejalan dengan visi Politeknik KP Jembrana, yakni menjadi kampus enterpreneurship yang melahirkan para enterpreneur muda di bidang Kelautan dan Perikanan yang siap berkarya untuk memajukan Kelautan dan Perikanan Indonesia.

Sekretaris BRSDM, Kusdiantoro, mewakili Kepala BRSDM, dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini pelaku wirausaha di Indonesia berjumlah sekitar 3,1 persen dari 260 Juta  penduduk Indonesia atau sekitar 8,06 Juta jiwa, melampaui standar Internasional sebanyak 2 persen, akan tetapi hal tersebut masih berada dibawah negara tetangga, yakni Singapura mencapai 7 persen dan Malaysia 5 persen. Indonesia masih butuh 4 juta wirausaha baru, untuk mendorong penguatan Struktur Ekonomi Nasional.

“Untuk itu, satuan pendidikan tinggi lingkup KKP menggunakan sistem pendidikan vokasi 70 persen praktik dan 30 persen teori, dengan pendekatan teaching factory (tefa) yang dilengkapi sarana dan prasarana modern,” jelasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.