Terpisah, Kepala Puskesmas Boroko, Muhlis Kohongia mengatakan, pihaknya sudah mengkroscek semua vitamin vaksinasi dan tidak ditemukan kadaluarsa, semuanya tahun 2022.
“Kemungkinan vitamin kadaluarsa ini tercampur bersama vitamin yang tahun 2020. Memang ini kelalaian kami dari pihak Puskesmas Boroko, bisa saja pengaruh petugas sudah kelelahan,” kata Muhlis Kohongia.
Dia menjelaskan, meski demikian, setiap dus vitamin terdapat segel dan sangat tidak mungkin terdapat kadaluarsa.
“Informasi yang kami terima enam orang mendapat vitamin kadaluarsa, tapi baru dua orang yang sudah mengkonsumsi vitamin tersebut dan sudah melapor ke Puskesmas Boroko,” ucap Muhlis. (ebi)