Viral! Ribuan Belatung Kerumuni Sampah, Adipura Terancam?

oleh -419 Dilihat
oleh

KRONIKTODAY.COM – Kotamobagu, kota yang selama ini membanggakan predikat Adipura, kini dihadapkan pada kenyataan pahit yang tak bisa diabaikan dan perlu penanganan serius. Sebuah video viral yang memperlihatkan ribuan belatung mengerumuni tumpukan sampah di salah satu gang kecil di sudut Pasar Genggulang yang diunggah oleh akun facebook Yanti Makalunsenge berdurasi 2.56 detik sekira pukul 09.00 wita, Kamis 3 April 2025, menjadi tamparan keras bagi pemerintah kota dan seluruh warganya.

Bagaimana mungkin kota yang telah sepuluh kali berturut-turut meraih Adipura, terkesan membiarkan sudut-sudutnya teronggok dalam kubangan sampah dan bau busuk? Jika kondisi ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin Adipura yang selama ini diraih, hanya menjadi sekadar piala tanpa makna lagi.

Tumpukan sampah yang tak terkelola dengan baik di berbagai sudut Kotamobagu dan di sejumlah tempat, bukan hanya menciptakan pemandangan yang menjijikkan, tetapi juga mencerminkan kegagalan tata kelola kebersihan yang seharusnya menjadi prioritas utama. Belatung bukan muncul tanpa sebab; mereka adalah akibat dari ketidakpedulian terhadap manajemen sampah yang buruk. Ini bukan sekadar masalah teknis, tetapi mencerminkan betapa kebersihan yang selama ini dielu-elukan dalam penghargaan Adipura ternyata hanya slogan kosong tanpa implementasi nyata.

Sampah yang menumpuk bukan hanya merusak estetika kota, tetapi juga membawa dampak besar bagi ekosistem. Air tanah bisa tercemar akibat rembesan sampah yang mengandung zat berbahaya. Sungai dan drainase yang tersumbat oleh sampah dapat menyebabkan banjir yang merugikan masyarakat. Polusi udara dari bau busuk dan gas metana yang dihasilkan dari pembusukan sampah juga menambah beban lingkungan. Jika kondisi ini dibiarkan, Kotamobagu tidak hanya kehilangan Adipura, tetapi juga kehilangan daya tarik sebagai kota yang nyaman untuk dihuni.

Masyarakat yang tinggal di sekitar area yang dipenuhi sampah akan merasakan dampak negatif yang luar biasa. Bau menyengat yang terus-menerus mengganggu kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan ketidaknyamanan ditengah masyarakat yang hidup bersosial. Risiko kesehatan meningkat, terutama bagi anak-anak dan lansia yang lebih rentan terhadap penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan kotor akibat tumpukan sampah dimana-mana.

Selain itu, citra Kotamobagu sebagai kota yang bersih dan layak dikunjungi akan runtuh, tentu saja problem sampah ini dapat berdampak pada sektor ekonomi seperti perdagangan dan pariwisata yang bergantung pada kebersihan dan kenyamanan kota.

Tak hanya itu, kondisi ini menciptakan ketidakadilan sosial. Warga yang lebih dekat dengan pusat kota atau daerah elite mungkin tidak merasakan langsung dampak buruk ini, sementara mereka yang tinggal di sekitar pasar dan daerah pembuangan sampah harus berjuang dengan kondisi hidup yang tidak sehat. Apakah ini yang disebut sebagai kota yang maju dan layak huni? Jika pemerintah dan masyarakat tetap abai, maka ketimpangan ini hanya akan semakin lebar.

Pemerintah Kota Kotamobagu dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tidak boleh menutup mata terhadap persoalan ini. Langkah-langkah konkret harus segera diambil, penting segera diwujudkan peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah – Bukan hanya menambah tempat pembuangan sementara (TPS), tetapi memastikan sampah diangkut secara teratur dan tidak menumpuk hingga menimbulkan masalah.

Selanjutnya penegakan regulasi yang tegas – Pihak yang membuang sampah sembarangan harus dikenakan sanksi tegas. Tidak boleh ada toleransi bagi individu maupun pelaku usaha yang abai terhadap kebersihan lingkungan di wilayah Kota Kotamobagu.

Kemudian perlu dilakukan edukasi yang serius kepada masyarakat – Sosialisasi bukan hanya sekadar formalitas, tetapi harus menjadi gerakan nyata yang mendorong warga untuk memilah sampah dari rumah dan aktif dalam menjaga lingkungannya.

Juga perlu dilakukan kolaborasi yang nyata, bukan sekadar wacana – Dunia usaha, komunitas, dan semua elemen masyarakat harus benar-benar terlibat, bukan hanya ketika ada momentum tertentu, tetapi dalam keseharian perlu ada aktifitas gotong royong memerangi sampah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

Kotamobagu masih memiliki kesempatan untuk membuktikan bahwa Adipura bukan hanya sekadar piala hiasan. Namun, itu hanya bisa terjadi jika ada perubahan nyata. Jika tidak, penghargaan ini hanya akan menjadi ironi yang menyakitkan, simbol kebanggaan yang tak sejalan dengan kenyataan di lapangan, tak sesuai dengan fakta kondisi lingkungan.

Saatnya pemerintah dan masyarakat Kotamobagu membuktikan bahwa mereka benar-benar layak menyandang kota bersih. Bukan hanya untuk mempertahankan piala, tetapi demi kualitas hidup yang lebih baik bagi semua. Jika tidak, jangan salahkan siapa pun jika suatu hari Adipura hanya tinggal kenangan dan tidak pernah diperoleh lagi.

Untuk diketahui, belatung adalah larva lalat yang tidak memiliki kaki dan berwarna putih. Belatung dapat ditemukan di tempat yang kotor dan lembap, seperti bangkai, buah busuk, atau sayuran busuk dan tumpukan sampah.

Ciri-ciri belatung ukurannya tidak lebih besar dari sebutir beras, Hidup berkelompok, Bergantung pada kelembapan untuk bertahan hidup.

Belatung berbahaya karena dapat membawa bakteri dan virus yang dapat menyebabkan penyakit pencernaan, seperti diare, mual, muntah, dan keracunan makanan dan membawa parasit dan mikroorganisme lainnya yang dapat menyebabkan infeksi.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Kotamobagu, Refly Mokoginta, saat dikonfirmasi per telepon mengatakan, penanganan sampah yang dipenuhi belatung di Pasar Genggulang sedang dilakukan pengangkutan kendaraan.

“Sudah ada penanganan. Kendaraan juga dikerahkan langsung,” jelasnya.

Dia menambahkan, sampah di wilayah kotamobagu sedang diangkut.

“Semua titik sampah yang ada di kotamobagu sedang ditangani. Memang sampah menumpuk,” ungkapnya.

Refly menjelaskan, upaya penuntasan sampah sudah dilakukan sejak lebaran pertama idul fitri dan sampai sekarang masih terus berlangsung.

“Penanganan sejak hari pertama lebaran idul fitri dan sampai hari ini masih berlangung,” tandasnya. (lix)

No More Posts Available.

No more pages to load.