Sungai dan Pemukiman Warga Desa Mopusi Mulai Dikepung Bak Siram

oleh -2,296 dilihat
oleh
Terlihat beberapa bak siram berdekatan dengan sungai di desa mopusi. (Foto Istimewa)

Kroniktoday.com – Keberadaan lingkungan, sungai dan warga yang berada di Desa Mopusi, Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), nampaknya mulai terancam dengan hadirnya bak penyiraman material emas, atau kegiatan ekstraksi emas menggunakan metode heap/dump leach (penyiraman bertingkat/perendaman)

Informasi yang diperoleh dari sumber resmi, yang juga merupakan warga Desa Mopusi, sebut saja namanya Gatuso (nama samaran), menjelaskan bahwa, kegitan penyiraman yang ada di Desanya sudah berlangsung lama.

“Kalau tidak salah sudah 3 bulan ini kegiatan puluhan bak siram di dekat sungai dan pemukiman warga berlangsung. Kami sangat khawatir dengan kondisi di kampung kami ini,” kata Gatuso, sumber yang disamarkan namanya, Selasa (2/3/2021).

Sumber ini menjelaskan, tanggul sungai pun sudah tertutupi dengan ampas penyiraman yang awalnya mereka ambil dari lokasi di Desa Tanoyan Selatan.

“Yang mereka kelola sepertinya ampas dari desa tanoyan. Nah, ampas sisa penyiraman sudah menutupi tanggul sungai. Anehnya, seperti tidak ada tindakan dari pemerintah desa,” beber sumber.

Bak siram di belakang SMP N 4 Mopusi. (Foto Istimewa)

Ditambahkan sumber, banyak warga yang mengeluh karena bau racun cianida. Dia mengaku membeberkan informasi kepada wartawan karena ada kekhawatiran terkait dampak kegiatan penyiraman bagi warga dan balita.

“Saya menyampaikan ini bukan berarti saya ada niat menghalangi mata pencarian mereka, tapi tolong pikirkan juga keberadaan kami warga mopusi yang ada di dekat puluhan bak siram. Kami sangat terkena dampaknya, apalagi ada banyak warga yang memiliki anak balita. Bak siram paling banyak di pinggir sungai dan dekat rumah,” ungkapnya.

Kepala Desa (Sangadi) Desa Mopusi Mukhtar Dugian saat dikonfirmasi menjelaskan, pihak pemerintah desa telah berupaya melarang namun kegiatan penyiraman di dekat sungai dan pemukiman masih tetap berlangung.