“Sekarang ekonomi sedang lesu, bisa bayangkan berapa banyak pengangguran jika dilakukan pengurangan,” jelas Agus Suprijanta.
Selain itu menurutnya, Pemerintah juga sementara menghadapi masalah tiga bulan terakhir.
Kalau tidak ada pengurangan dan gaji tetap sama, otomatis tiga bulan terakhir ada anggaran lagi yang harus ditambahkan.
“Berarti masih ada sekitar Rp 12 miliar lagi, untuk menjadi 12 bulan,” jelasnya.
Untuk itu, ia memberikan saran kepada Pemerintah Kota Kotamobagu dalam pertemuan tersebut. Solusi pertama, Wali Kota memberi kewenangan teknis ke SKPD untuk mengatur, suka tidak suka anggaran sembilan bulan itu dibuat jadi 12 bulan.
“Solusi ke dua, sama ratakan Rp 1 juta per bulan,” jelas ketua Partai Hanura Kotamobagu itu.
Dengan begitu, Pemkot hanya akan mengeluarkan anggaran sekitar Rp 13,5 miliar, dan menghemat Rp 20 miliar yang bisa digunakan untuk penambahan pembelian vaksin.
“Sehingga tidak ada yang harus dikorbankan. Sebab kita ini kan referensi masyarakat, jadi kemana lagi THL mengadu kalau bukan kepada kami,” jelasnya.
Ia berharap, agar pemerintah dapat menemukan solusi terbaik, dengan menggunakan hati nurani untuk mempertimbangkan.
