Masyarakat Tanoyan Bersatu, Mulai Mendaftar Jadi Pekerja Tambang Sistem Rep Jual dan Kongsi di Lahan Ali Mamonto

oleh -223 Dilihat
oleh

KRONIKTODAY.COM– Antusiasme masyarakat Desa Tanoyan Selatan dan Desa Tanoyan Utara Kecamatan Lolayan, mulai terlihat sejak dibukanya program “Menambang Bersama Rakyat” oleh Ali Mamonto di lahan miliknya yang berada dalam wilayah IUP OP KUD Perintis. Ratusan warga dari berbagai dusun kini mulai mendaftarkan diri sebagai pekerja tambang dengan sistem rep jual dan rep kongsi yang telah ditetapkan.

Sistem tersebut dianggap lebih adil karena memberi ruang bagi masyarakat untuk bekerja sekaligus ikut merasakan langsung hasil tambang. Skema rep jual memungkinkan warga menjual hasil olahan tambang secara terbuka, sedangkan rep kongsi membuka peluang berbagi hasil secara kolektif dengan aturan yang jelas.

Foto ilustrasi pekerja tambang rakyat.

“Ini kesempatan baru bagi kami. Tidak hanya bekerja, tapi juga ikut menikmati hasil tambang. Selama ini kalau sistem perusahaan, kami hanya jadi buruh. Sekarang kami bisa ikut menentukan nasib sendiri,” ungkap Abdul Bahri Kobandaha, yang ikut mendaftar sebagai pekerja tambang.

Langkah ini semakin menegaskan perbedaan dengan pola perusahaan sebagi investor. Dalam sistem perusahaan, masyarakat hanya berstatus karyawan dengan berbagai persyaratan ketat, tanpa akses langsung terhadap hasil tambang.

Foto ilustrasi pekerja tambang rakyat.

Sebaliknya, dalam program tambang rakyat ala Ali Mamonto, pintu akses ekonomi terbuka lebih luas. Ribuan masyarakat akan ikut terlibat dalam aktivitas penunjang tambang, mulai dari pengolahan material, distribusi logistik, hingga perdagangan hasil olahan.

“Sudah banyak yang mendaftar sebagai pekerja rep jual dan rep kongsi. Ini sangat di nantikan masyarakat,” ujar Abdul Bahri.

Kehadiran sistem rep jual dan rep kongsi bukan sekadar pola kerja, tetapi juga bentuk pemberdayaan masyarakat lokal secara adil. Secara ekonomi, masyarakat mendapat penghasilan langsung, yang memperkuat perputaran uang di desa.

Ilustrasi pekerja tambang rakyat.

Secara sosial, muncul rasa memiliki terhadap lahan tambang, karena hasilnya kembali ke warga, bukan hanya ke investor.

“Kalau rakyat dilibatkan, tidak ada yang merasa ditinggalkan. Semua punya bagian, semua punya tanggung jawab. Itulah makna sejati dari keadilan,” tegasnya.

Gelombang pendaftaran masyarakat Tanoyan untuk bekerja di lahan Ali Mamonto menandai awal lahirnya model baru pengelolaan tambang berbasis rakyat. Di sisi lain, program ini membuktikan bahwa tambang bisa dikelola dengan semangat kebersamaan, bukan hanya dengan sistem kapitalistik.

Ilustrasi pekerja tambang rakyat.

Jika model ini berhasil, bukan tidak mungkin sistem rep jual dan rep kongsi di Tanoyan Selatan akan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Bolaang Mongondow yang memiliki potensi tambang, sekaligus menjadi percontohan bahwa rakyat bisa menjadi tuan di tanahnya sendiri. (ahr)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.