“Satu hal yang membanggakan kita adalah mendiskusikan sedimentasi dan mitigasi lanskap Bolsel. Ini yang harus benar-benar kita bahas secara detail. Supaya kita mendapatkan data terkait dengan mitigasi bencana di Bolsel,” ujar Iskandar saat membuka kegiatan tersebut.
Menurutnya bila selama ini pemerintah cenderung merespon pada saat bencana berlangsung, maka pola pikir ini yang mesti diubah dengan penanggulangan bencana berbasis pencegahan. Mengapa demikian, katanya, agar kemudian bisa mengurangi risiko-risiko bencana itu sendiri.
“Kita mesti ambil pengalaman pada tahun 2020, di mana hampir semua wilayah di Bolsel terdampak banjir. Dan yang paling parah di Desa Milangodaa Barat dan Pakuku Jaya. Puluhan rumah terdampak. Jalan dan jembatan rusak. Ini harus jadi pengalaman kita yang tidak boleh lagi terulang,” tandasnya. (Ucok)