Penemuan Coelacanth di Atinggola, Unsrat Manado Jadi Pusat Perhatian Ilmuwan Dunia

oleh -142 Dilihat
oleh

KRONIKTODAY.COM – Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado kembali mencetak sejarah dalam dunia ilmiah dengan menjadi tuan rumah Seminar Internasional Coelacanth Conservation Concepts: An Indonesian Coelacanth from Atinggola Waters pada Jumat (21/3/2025). Seminar ini menghadirkan para ilmuwan dari berbagai negara untuk membahas konservasi coelacanth (Latimeria), ikan purba yang telah lama dianggap punah tetapi masih bertahan di perairan Indonesia.

Keberadaan coelacanth di Atinggola, Gorontalo Utara, menambah daftar panjang kejutan yang diberikan spesies ini kepada dunia. Sebagai ikan bertulang lobus dengan sirip menyerupai kaki, coelacanth dianggap sebagai “fosil hidup” yang memiliki hubungan erat dengan nenek moyang hewan darat. Sebelumnya diyakini punah sejak 66 juta tahun lalu, spesies ini pertama kali ditemukan kembali di perairan Afrika Selatan pada 1938 dan di Indonesia pada 1997.

Dalam seminar ini, Dr. Ixchel Feibie Mandagi, S.Pi., M.Sc., Ph.D. (Unsrat) mempresentasikan penemuan terbaru coelacanth di Desa Imana, Atinggola, Gorontalo Utara. Seekor ikan purba dengan berat lebih dari 40 kg ditemukan dalam keadaan mati oleh nelayan Oskar Kaluku pada Kamis (16/1/2024), pukul 16.00 WITA. Sehari kemudian, ikan tersebut diserahkan kepada tim peneliti dan kini disimpan dalam cold storage PT Nabsar Corporation, Bitung.

“Penemuan ini sangat penting bagi dunia ilmiah, terutama dalam memahami distribusi dan ekologi spesies coelacanth di Indonesia,” ungkap Dr. Ixchel Feibie Mandagi.

Seminar ini dihadiri oleh sejumlah ilmuwan ternama, di antaranya Prof. Dr. Augy Syahailatua (BRIN), Dr. Jiao Cheng (National Research and Innovation Agency RI), Prof. Jia Jia (Institute of Oceanology, Chinese Academy of Sciences – IOCAS), serta para peneliti dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology (IVPP). Ketua Tim Coelacanth International, Prof. Ir. Kawilarang Warouw Alex Masengi, M.Sc., Ph.D., juga turut memberikan apresiasi atas dukungan Rektor Unsrat, Prof. Dr. Ir. Oktovian Berty Alexander Sompie, M.Eng., IPU., ASEAN.Eng., serta pimpinan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).

Penemuan coelacanth di Atinggola semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai habitat penting bagi spesies laut purba ini. Keberadaannya bukan hanya memiliki nilai ilmiah tinggi, tetapi juga menjadi simbol penting dalam konservasi laut.

Selain itu, seminar ini mendapat dukungan dari tokoh masyarakat Sulawesi Utara, Rolly Wenas dan Vanny Loupatty, yang menilai bahwa kegiatan ini dapat berdampak positif terhadap sektor perikanan, kelautan, ekonomi, dan pariwisata.

Dengan semakin banyaknya temuan coelacanth di perairan Indonesia, dunia kini menatap negeri ini sebagai salah satu benteng terakhir bagi spesies laut purba yang telah bertahan selama ratusan juta tahun. Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal bagi kolaborasi riset internasional yang lebih luas serta meningkatkan kesadaran global akan pentingnya perlindungan spesies laut yang nyaris punah ini. (*/lix)

No More Posts Available.

No more pages to load.