BOLMONG, Kroniktoday.com – Angkutan udara perintis di Provinsi Gorontalo menunjukkan performa yang impresif pada bulan Juli 2024. Berdasarkan laporan realisasi angkutan udara perintis yang diterbitkan oleh UPBU Djalaluddin Gorontalo, realisasi frekuensi penerbangan dan jumlah penumpang mencapai angka yang signifikan melebihi target yang telah ditetapkan.
Dalam laporan tersebut, total realisasi frekuensi penerbangan mencapai 144 kali, melampaui target awal yang hanya 128 penerbangan, atau sebesar 113%. Dari sisi penumpang, jumlah realisasi mencapai 861 penumpang, melampaui target sebanyak 1920 penumpang, dengan rata-rata pencapaian target penumpang per penerbangan mencapai 45%.
Rute yang paling menonjol dalam capaian ini adalah rute Bolaang Mongondow – Sam Ratulangi (Manado) dengan realisasi 10 penerbangan dari target 9 penerbangan, mencapai 111% dari target. Meskipun target penumpang adalah 135, jumlah penumpang yang terangkut sebanyak 66 orang, dengan rata-rata realisasi per penerbangan sebesar 7 orang.
Rute lainnya yang menunjukkan kinerja baik adalah Djalaluddin (Gorontalo) – Bolaang Mongondow, dengan realisasi 9 penerbangan dari target 10 penerbangan, mencapai 90% dari target. Jumlah penumpang yang terangkut dalam rute ini mencapai 53 penumpang dari target 150 penumpang.
Secara keseluruhan, akumulasi realisasi penerbangan dari bulan Februari hingga Juli 2024 mencapai 669 penerbangan, dari target 666 penerbangan, atau mencapai 100%. Jumlah penumpang yang terangkut selama periode tersebut adalah 4878 penumpang dari target 9990 penumpang, menunjukkan performa yang cukup baik di tengah tantangan operasional yang ada.
Penanggungjawab Bandara Perintis Bolaang Mongondow, Ismet, dalam keterangannya menyatakan, pihaknya bersyukur atas pencapaian ini dan berharap kinerja ini dapat terus ditingkatkan di bulan-bulan berikutnya.
Dengan pencapaian ini, angkutan udara perintis di Provinsi Gorontalo diharapkan dapat terus memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung konektivitas antarwilayah, khususnya di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh moda transportasi lainnya.(lix)