Kantor Wali Kota Kotamobagu, Bangunan yang Tak Lekang oleh Waktu, Berdiri Kokoh Sejak 1962

oleh -407 Dilihat
oleh

KRONIKTODAY.COM – Di jantung Kota Kotamobagu, berdiri sebuah bangunan sederhana yang telah menyaksikan denyut nadi pemerintahan selama lebih dari enam dekade. Gedung kantor Wali Kota Kotamobagu, yang kini menjadi pusat pelayanan masyarakat, ternyata menyimpan sejarah panjang yang tak banyak diketahui orang.

Bangunan ini bukan sembarang bangunan. Tertanam di salah satu dindingnya, tepatnya pada pintu masuk sebelah kanan, sebuah prasasti kecil berlatar warna emas yang mulai memudar dengan tulisan hitam yang mencatat peristiwa bersejarah: peletakan batu pertama oleh Mayor D.L. Olii, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bolaang Mongondow, pada tanggal 8 Februari 1962. Sebuah momentum yang menjadi awal mula berdirinya pemerintahan modern di kawasan ini.

Gaya penulisan pada prasasti terlihat menggunakan ejaan lama: PERLETAKAN BATU PERTAMA OLEH MAJOOR D.L OLII BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BOLAANG MONGONDOW PADA TGL.8_2_1962.

Prasasti yang menjadi sejarah peletakan batu pertama bangunan yang hingga saat ini menjadi Kantor Wali Kota Kotamobagu.

Di tengah maraknya gedung-gedung baru yang menjulang, kantor ini tetap bertahan dengan bentuk dan nuansa aslinya. Cat putih yang mulai memudar, jendela kayu tua yang masih berfungsi, dan struktur bangunan yang kokoh meski sudah mengalami sedikit perubahan, seolah ingin bercerita tentang masa lalu kantor ini yang penuh dedikasi bagi masyarakat.

Setiap sudut gedung menyimpan kisah—tentang para pegawai yang silih berganti, tentang keputusan-keputusan penting yang diambil, dan tentang perjalanan Kotamobagu yang terus berkembang maju seperti hari ini.

Kantor Wali Kota Kotamobagu tampak dari kanan bagian depan.

Tak hanya sebagai pusat pemerintahan, kantor ini juga menjadi simbol keberlanjutan, kesederhanaan, dan semangat pengabdian serta pelayanan pada masyarakat. Gedung ini menjadi warisan sejarah dan identitas Kota Kotamobagu.

Sebuah bangunan bukan hanya terdiri dari besi, pasir, batu dan semen, tapi juga dari kenangan dan nilai sejarah yang melekat padanya.

Bangunan ini tak hanya menjadi tempat aktivitas birokrasi dan pelayanan pada masyarakat, tetapi juga menjadi saksi sejarah dan simbol keteguhan sebuah pemerintahan. (lix)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.