“Pada FGD Seri Kedua dengan tema ‘Membangun Keterhubungan dan Sinergitas antara Sektor Pertanian dan Industri Industri Pengolahan’, didapatkan rekomendasi bahwa agroindustri hulu dan hilir perlu dikembangkan di Indonesia dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang, penyerapan tenaga kerja, dan pengurangan kemiskinan melalui rekomendasi strategi-strategi yang komprehensif guna pemulihan perekonomian nasional,” terangnya.
Ida menuturkan, menindaklanjuti rekomendasi pada dua seri sebelumnya tersebut, melalui para narasumber pada FGD kali ini Setkab ingin mempelajari mengenai praktik transformasi struktural pada sektor pertanian di luar negeri untuk kemudian diadaptasi dan diaplikasikan di dalam negeri.
“Yang kedua, mempelajari perspektif terkait praktik transformasi struktural pada sektor pertanian di luar negeri, dan tentunya ketiga, perlu usulan rekomendasi kebijakan,” tuturnya.
Adapun rangkaian FGD transformasi struktural di sektor pertanian sendiri, ungkap Ida, dilatarbelakangi oleh arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Peresmian Pembukaan The 2nd Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) Tahun 2020, Maret tahun lalu, serta pada Rapat Terbatas mengenai Antisipasi Kebutuhan Bahan Pokok, April silam.
“Bapak Presiden menyampaikan, agar Pemerintah mereformasi kebijakan sektor pangan dan pertanian sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat. Kebijakan dan program pembangunan pertanian harus dijalankan mulai dari hulu hingga hilir agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pembangunan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.