“Kalau dituduh kami berbuat kecurangan, kami tidak terima. Sebab kalau curang, pasti banyak yang menyaksikan dan meprotes. Karena perhitungan suara dilakukan secara terbuka dan disaksikan oleh masyarakat dan pihak-pihak yang terkait seperti dari kepolisian, TNI, dari kabupaten, kecamatan serta pendukung para calon sangadi,” ungkapnya.
Hal senada dikatakan Agriyanto Asiking. Dirinya menulis hasil perolehan suara di kertas plano, juga disaksikan ratusan masyarakat.
“Kami tidak berani berbuat curang, kami tahu risiko hukum jika berbuat demikian. Apa yang saya tuliskan, sudah melalui perhitungan yang teliti, dibacakan sampai dua kali, disaksikan banyak orang. Kalau pun saya salah menempatkan hasil di plano, saat itu juga akan banyak keberatan dari berbagai pihak. Termasuk para saksi dan masyarakat pendukung calon sangadi. Saya tegaskan, tidak ada kecurangan di TPS 1,” pungkasnya.