BOLMONG, Kroniktoday.com – Di tengah kesibukan menunggu proses penetapan calon resmi peserta Pilkada oleh KPUD Bolaang Mongondow (Bolmong), suasana panas mulai menyelimuti perjalanan salah satu bakal calon Bupati, Dr. Limi Mokodompit, M.M. Calon yang diusung PDI Perjuangan ini mulai diserang dengan berbagai fitnah dan isu tak berdasar yang diduga kuat datang dari lawan-lawan politiknya. Serangan demi serangan, seperti aliran air deras, terus menghantam Limi tanpa henti dibeberapa media.
Dari berbagai sumber yang dihimpun, serangan fitnah terhadap Limi Mokodompit telah berlangsung beberapa waktu. Tuduhan mulai dari isu tidak mendapat partai pengusung, gaya kepemimpinan yang dinilai “abo’-abo”, hingga isu pribadi seperti ditinggal istri dan menikah siri, menghiasi panggung politik Pilkada Bolmong. Tak hanya itu, Limi juga diserang dengan tuduhan pencalonannya akan terganjal aturan akibat kebijakan rolling jabatan saat dirinya menjabat sebagai penjabat Bupati Bolmong.
Meski begitu, Limi tampaknya tidak goyah sedikit pun. Sebagai calon pemimpin rakyat, ia sangat teguh dan tidak terpengaruh oleh ombak fitnah yang mencoba menjatuhkanya. Semua isu itu, hanyalah “isu sesat” yang digulirkan oleh mereka yang tak menginginkan kemajuan di daerah Bolaang Mongondow.
“Itu hanya isu sesat dan luapan ketidaksukaan oleh segelintir orang tidak bertanggung jawab, yang tidak menginginkan kemajuan di daerah. Biar tuhan yang membalas mereka,” katanya tenang, menanggapi fitnah yang terus bergulir tanpa henti.
Dugaan kuat menyatakan bahwa isu-isu ini sengaja dilemparkan oleh lawan politik yang ingin menjatuhkan citranya di mata publik. Tidak sedikit dari isu tersebut disebarkan melalui media sosial facebook dan bahkan diberitakan oleh media-media yang mungkin dipesan khusus untuk memperkeruh suasana politik. Namun, di tengah serangan fitnah dan hoax ini, Limi tetap memilih diam. Baginya, menyebar kebencian demi kekuasaan bukanlah jalan yang benar.
“Tidak sepantasnya warga disuguhkan dengan isu, fitnah dan berita hoax/tidak benar yang pada akhirnya menimbulkan perpecahan,” ucap figur yang maju berpasangan dengan Welty Komaling ini
Mendapatkan kekuasaan dengan cara yang tidak baik hanya akan merusak pola pikir masyarakat dan meruntuhkan stabilitas pemerintahan, mengganggu stabilitas keamanan, ketertiban dan keharmonisan di masyarakat Bolmong.
Limi mengajak masyarakat untuk berpikir jernih, bahwa politik bukanlah soal siapa yang menang atau kalah. Lebih dari itu, ia meyakini bahwa Pilkada adalah momen untuk mencari pemimpin terbaik yang mampu menjalankan amanah dengan bijaksana.
Sebagai seorang figur pemimpin yang tumbuh besar dengan nilai-nilai kebersamaan dan persatuan, Limi memandang Pilkada bukan sebagai ajang untuk merusak, melainkan kesempatan untuk menciptakan kedamaian di tengah perbedaan pandangan politik.
Kompetisi Pilkada adalah proses bagaimana daerah ini bisa mendapatkan pemimpin yang terbaik, yang akan membawa rakyat menuju kesejahteraan. Untuk apa saling merusak, dan untuk apa menebarkan kebencian serta fitnah.
“Momentum pilkada adalah proses bagaimana daerah dan rakyat kedepanya boleh mendapat pemimpin yang terbaik mampu menjalankan amanah. Lantas untuk apa jika kita harus saling merusak,” kata Limi.
Meski terus diserang dengan isu miring, informasi fitnah dan hoax, Limi tetap optimis. Ia percaya bahwa Pilkada harus dirayakan sebagai pesta rakyat yang penuh suka cita, bukan ajang saling menjatuhkan.
“Wasiat moto leluhur Bolmong—Mototompiaan, Mototabian, Mototanoban—mengajarkan kita untuk tetap bersatu dan tidak terpecah karena perbedaan pilihan,” pungkasnya dengan penuh harapan.
Limi Mokodompit, dengan ketenangannya yang tak tergoyahkan, menjadi simbol kekuatan di tengah gempuran isu negatif. Meski di serang dengan berbagai fitnah dan pemberitaan yang tidak berimbang serta tidak terkonfirmasi Limi terus mengingatkan pesan persatuan, menjaga kedamaian, merawat kebersamaan dan menolak perpecahan demi masa depan daerah Bolaang Mongondow. (lix)