Hal itu lanjut Rahman, dalam rangka mencegah dan memutus rantai penyebaran corona virus dasease (covid 19) serta memberikan rasa aman kepada umat Islam dalam menjalankan ibadah suci ramadhan tahun 1442 Hijrah /2021 Masehi, dibutuhkan panduan ibadah ramadhan yang memenuhi aspek syariah dan protoktol kesehatan.
Penjelasan surat edaran menag ini berdasar pada keputusan presiden Republik Indonesia no. 11 tahun 2020, surat Edaran yang dikeluarkan gugus tugas percepatan penanganan covid 19 dan fatwa MUI mengenai hal terkait.
Untuk memperjelas ketentuannya berikut 11 poin salinan ketentuan yang surat edaran Menag no. 3 tahun 2021 tentang penduan ibadah ramadhan dan idul fitri yaitu:
1. Umat Islam kecuali bagi yang sakit atau atas alasan syar’i lainnya yang dapat dibenarkan, wajib menjalankan ibadah puasa ramadhan sesuai hukum syariah dan tata cara ibadah yang ditentukan agama.
2. Sahur dan buka puasa dianjurkan dirumah masing – masing Bersama – sama keluarga inti.
3. Dalam hal kegiatan buka puasa bersama tetap dilaksanakan harus mematuhi pembetasan jumlah kehadiran paling banyak 50% dari kapasitas ruangan dan menghindari kerumunan.
4. Pengurus masjid dapat menyelenggarakan kegiatan ibadah antara lain. Sholat taraweh,witir,tadrus alquran dan itikaf dengan pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50% dari kapasitas masjid dengan menerapkan prokes secara ketat menjaga jarak aman 1 meter antar jamaah dan setiap jamaah membawa sejadah masing – masing, pengajian dan kuliah subuh paling lama dengan durasi waktu 15 menit, peringatan nuzul alquran dilaksanakan dengan pembatasan jumlah audience paling banyak 50% dari kapasitas ruangan dengan penerapan prokes secara ketat.