“Sasaran sepanjutnya adalah mencetak bibit-bibit potensial di kelompok umur agar nanti regenerasi kita di sulut, BMR dan khusus KK akan terlahir para pemain berbakat untuk membawa nama daerah ke level nasional maupun internasional,” paparnya.
Kompetisi ini juga, kata Tungkagi, selain menjadi ajang silaturahim antar daerah terutama para siswa SD, tetapi juga ranah pembuktian bahwa sepak bola kelompok umur di Sulut/ BMR dan KK memang wajar di perhitungkan daerah lain luar Sulut.
“Karena di tahun 2017 s/d 2020 lalu, beberapa tim kelompok umur baik 10, 12, 14, 16 dan 18 thn, khusus Kotamobagu beberapa kali tampil di kompetisi nasional ( pulau jawa ), misalnya tim Kanza Kopandakan 1, Diktra Pobundayan, Aruman Jaya Mocil, Persin Sinindian, Bintang muda matali dan masih bnyak lagi tim-tim yang bermunculan punya kualitas terbaik,” ujarnya.
Dia menambahkan, hal ini tentunya punya nilai positif bagi kotamobagu yang semakin di kenal di seluruh pelosok tanah air melalui cab sepak bola.
“Nilai positif lainnya tentu promosi daerah baik pertumbuhan ekonomi, pariwisata dan bidang lainnya,” pungkasnya. (tox)
