Senada, Koordinator Balai Pelatihan Pertanian ( BPP ) Pinolosian Tengah Abdul Haris Manurapun mengatakan tidak pernah merekomendasikan penggunaan ranjau listrik kepada para petani di wilayah binaannya untuk mengusir hama.
“Menurut saya ini faktor kelalaian karena para petani mungkin lebih suka dengan hal yang instan, sementara tidak memikirkan dampak dari alat pemasangan ranjau yang mengunakan listrik itu,” tuturnya.
“Kami pernah menyarankan pakai yang otomat. Otomat itu kan memang dirancang dari pabrikan. 5 menit mati, 3 detik manyala. Biasanya itu kami pakai di peternakan,” katanya menambahkan.(ucok)