Setelah rencananya terpenuhi, negara itu dipersatukan kembali dibawah kekuasaan dinasti Chin. Sang Kaisar meninggal pada 10 September 201 puluh sebelum masehi.
Pada tahun 1974, beberapa petani menggali sumur tak jauh dari Sian Tiongkok yang menemukan sesuatu yang sangat tidak biasa pasukan terracotta.
Temuan ini memicu penggalian arkeologi yang berlangsung lebih dari empat decade. Pasukan terracotta pertama itu hanyalah satu dari beribu-ribu pasukan lainnya. Yang mengejutkan lagi, masing-masing pasukan ini punya fitur wajah pakaian dan gaya rambut berbeda. Menurut ahli, mungkin ada sekitar delapan ribu pasukan tanah liat, baru 2000 yang telah digali.
Makam pusatnya yang konon merupakan situs pemakaman sang kaisar, masih belum tersentuh. Menariknya, dibuka atau tidaknya misteri makam ini bukan bergantung pada pihak berwenang melainkan pada ilmuan.

Menurut arkeolog Kristin Romey, mereka tidak punya teknologi yang diperlukan untuk menggali makam ini dengan baik. Sedangkan menurut catatan kuno, sang kaisar pertama menciptakan kota bawah tanah besar dengan langit-langit menyerupai langit malam dan mutiara adalah bintangnya.
Sima Qian, sejarawan dinasti Han menulis dalam catatan sejarawan agung bahwa, di makam Qin Shi Huang, terdapat menara dan istana yang indah untuk ratusan pejabat.
Dia juga menambahkan, tempat itu dipenuhi harta karun dan artefak langka aliran air dan sungai mercury cair mengelilingi makam Qin Shi Huang. Dua yang terbesar ini mewakili Sungai Kuning dan Yangtze sungai utama Tiongkok.
Warga Tiongkok kuno meyakini merkuri ini memberi mereka keabadian. Namun, lepas dari kepercayaan ini, merkuri bisa menjadi penyebab kematian sang Kaisar. Dia sangat takut meninggal sehingga rutin minum pil mercury.
Sungai merkuri adalah alasan utama kenapa para ilmuwan tidak mau membuka makam itu. Ini bisa sangat berbahaya, baik bagi para peneliti maupun bagi lingkungan. Sampel tanah yang diambil di dekat makam menunjukkan tingkat kontaminasi merkuri yang luar biasa tinggi.
Penulis : Verdynan Manoppo