Sebelumnya, Pengamat politik Bolaang Mongodow Raya (BMR), Ahmad Rizky Iyan kepada Kroniktoday.com, mengungkapkan, Sistem pemilu saat ini sangat menguntungkan bagi kandidat yang populis atau candidate centered, dan itu ada pada Tatong Bara.
“2 periode sebagai Wali Kota adalah modal besar. Namun, untuk meraup suara tentu harus menggunakan pendekatan survey,” kata dia.
Pengamat politik dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia ini juga menambahkan, meski dengan modal populis itu, untuk dapat merebut 1 tiket ke Senayan, tentunya, Tatong Bara harus ditopang dengan perencanaan strategis yang benar-benar matang.
“Hal lain yang dibutuhkan adalah formulasi strategi pemenangan oleh partai yang terintegrasi dengan citra kandidat,” pungkasnya. (tox)